Sunday, October 19, 2014

Meluluskan Diri

Musim hujan mulai datang sembunyi-sembunyi. Malam menjadi sangat dingin. Siang menjadi cemas takut tiba-tiba basah. Para kelinci saling menghangatkan. Baru aku sadari, hanya aku sendiri yang kebingungan.

Aku terlanjur masuk dalam awal musim hujan. Tersesat di dalamnya akibat penasaran. Semakin jauh berjalan semakin tidak menemukan. Ingin bertanya tapi tidak ada satupun yang memiliki jawaban. Jadi aku terus saja berjalan kedepan.

Beberapa kali terdengar awan memberikan petunjuk. Namun setiap aku mengikuti petunjuknya, tetap saja aku tidak bisa menemukan dirimu. Andai saja kau mau muncul sebentar, lalu beri tahu aku jalan mana yang harus aku tempuh, mungkin aku tidak akan berusaha selelah ini. Tapi sayangnya, kau tidak pernah mau.

Kau selalu meminta agar aku segera menemukan dirimu. Bagaimana bisa lekas sampai jika aku tidak pernah tahu jalan mana yang paling cepat. Kau seringkali menuntut aku untuk mengerti. Bagaimana bisa aku mengerti ketika sama sekali kau tidak mau menjelaskan.

Dengar, jika kita ingin segera lulus dari kotak-kotak ini, aku dan kau harus bekerja sama. Aku dan kau harus saling memberi tahu harus lewat jalan mana. Kau memang tidak bisa membaca pikiran, aku juga sama. Tidak bisa kita mendapatkan apa yang kita mau sembari diam. Rasa tidak turun bersama hujan ,sayang. Rasa turun bersama mata kita yang mau mencari satu sama lain.
-Sinta Marlita

No comments:

Post a Comment