Wednesday, August 14, 2013

"Tapi cinta pada pandangan keseratus memungkinkan terjadinya sebuah proses pengenalan dan penghayatan yang lebih matang. Lebih komprehensif. Telah mengalami ujian sang waktu dan gerak sejarah.

Maka cinta pada pandangan keseratus adalah cinta yang tak tergoyahkan. Adalah cinta yang tidak membutuhkan sandaran apapun.
Adalah cinta yang berdiri di atas kekokohan jejak perjalanannya sendiri. Cinta yang tidak akan berpaling: walaupun buah semangka telah berdaun sirih.”

Tuhan Sang
Penggoda, M. Arief
Budiman

No comments:

Post a Comment